Listen to my story... 3DS Pertama saya tahun 2016, saat itu cuma iseng aja beli Nintendo 3DS generasi pertama seharga 900rb di Tokopedia, Saat itu ingin aja punya alternatif handheld selain PS Vita, dan akhirnya pilihan jatuh ke 3DS. Merek Nintendo sendiri sebenarnya sudah saya mainkan dari jaman saya kecil dan menjadi bagian dari kenangan hidup saya semasa kecil, tentunya karakter ikonik seperti Mario dkk begitu memorable sampai sekarang.
3DS pertama saya Ice White
Singkat cerita 3DS saya akhirnya terjual 2017, karena saya terlalu fokus dengan konsol primer saya (PS4), dan memutuskan daripada tidak dipakai, lebih baik dijadikan uang terlebih dahulu. Saat itu saya baru memainkan beberapa game saja, seperti Yo-kai Watch, Castlevania, dan Bravely Default, sayangnya semua game itu belum saya tamatkan baru sampai di tengah-tengah aja T_T. Setelah 3DS saya terjual terjadilah kekosongan di hati ini, Saya sempat membeli Nintendo Switch di tahun 2017 seharga 6.8jt, saat itu hanya memainkan 1 game aja The Legend of Zelda: Breath of the Wild, sebenarnya ada satu game lagi Xenoblade Chronicles bonus dari beli Switch, namun sayangnya tidak sempat saya mainkan, dan akhirnya terjualah Switch karena library gamenya yang masih sedikit dan yang pasti harga kasetnya yang masih mahal, dan akhirnya Switch harus di korbankan.
Kekosongan kembali melanda hati saya, PS Vita rata-rata gamenya sudah pernah saya mainkan, sampai saya kadang melihat kembali list library PS Vita, siapa tau ada yang terlewat dan yang tersisa tinggal library game-game yang tidak terlalu saya suka.
Akhirnya setelah di pikir-pikir lagi, dalam hati kecil ini ada rasa rindu terhadap game-game 3DS yang belum sempat saya tamatkan, rasa penasaran akhirnya membulatkan tekad saya untuk kembali meminang 3DS, namun kali ini tentunya saya ingin mendapatkan suatu experience yang baru tidak seperti 3DS gen pertama yang di awal saya beli, dan akhirnya 2018 saya memutuskan untuk membeli New 3DS XL (Edisi Spesial Fire Emblem Fates) pas kebetulan dapat harga murah 1.8jt via Facebook. Setelah handson N3DS ini yang pertama saya rasakan bedanya tentunya ukuran layar lebih lebar, gambar terasa lebih halus, dan effect 3Dnya bisa mengikuti mata. Tanpa basa basi saya langsung mengulang game Yo-kai Watch, dan akhirnya bisa menamatkan game ini, ini merupakan game pertama yang saya tamatkan di 3DS sistem, dan rencana saya akan tulis reviewnya.
Game yang ada di 3DS rata-rata terlihat seperti game anak-anak, penuh warna, suka cita dan memiliki cerita yang ringan namun cukup serius. Ini merupakan salah satu alasan saya memainkan game-game 3DS sebagai Secondary console saya, berikut ini alasan kuat kenapa 3DS masih worth it di beli di tahun 2018 ini :
- Terdapat 1000 lebih title game dari 3DS ini.
- Gamenya yang colorful, ceria, ringan namun serius yang sangat cocok di mainkan kapan saja.
- 3DS merupakan surganya untuk para gamers yang suka JRPG.
- Sistem 3D yang unik.
- Masih di support sama Nintendo 2019-kedepannya.
- Sudah bisa memainkan game Copyan, sehingga tidak keluar uang tambahan untuk beli kaset.
- Sudah support Cheats, sehingga tidak perlu terlalu grinding dalam memainkan sebuah game.
- Harga relatif murah.
- Batre tahan lama.
- Bisa memainkan game-game retro seperti 2DS, NES, SNES, GB, GBA dll.
- Lots of fun..
Rasa game dari 3D berbeda dari dari platform lain, bahkan sangat berbeda dari PS Vita atau mobile, walaupun sama-sama handheld. Game 3DS itu memiliki cerita yang cukup serius dan rata-rata gamenya durasinya lama, dan di desain untuk bisa dimainkan kapan saja di mana saja. Cita rasa game 3DS seperti nostalgia game-game jaman dulu. Untuk membandingkan dengan Switch saya masih belum bisa karena saya cuma memegang Switch cuma sebentar dan hanya memainkan 1 game saja.
Jadi kesimpulannya, yang suka sama game RPG, yang mau memainkan game tidak terlalu serius, santai, mau bernostalgia dengan game-game retro masa kecil, 3DS ini Worth It Every Penny to Buy.